Aku paham betul sakitnya sebuah pengharapan dan dijadikan nomor ke sekian-sekian oleh seseorang yang selalu aku nomor satukan.
Aku teramat mengerti sedihnya mencintai secara sembunyi-sembunyi pada seseorang yang memiliki orang lain secara terang-terangan.
Aku sangat mengenal betul arti sebuah kata tunggu saat seseorang yang aku cintai menaruh pengharapan besar pada hati selain aku. Aku akrab betul dengan ungkapan sabar tatkala seseorang yang aku kasihi mempermainkan kesabaranku.
Aku gila, gila pada sorot matamu yang nyatanya tak lagi pernah menatap ke arahku. Bunuh saja, aku telah terbiasa dengan kematian yang tak mematikan ragaku. Hantam sejadi-jadinya jika itu menjadi suatu kebahagiaan untukmu. Iblis dikepalaku hanya akan berkata ; Aku mencintaimu yang membunuhku tanpa mengenal waktu.
Terserah tentang luka-luka yang telah kau semai, Tak peduli tentang kepedihan dan kebencian yang kini ku tuai.
Sudahkah kau mengerti segala kegilaan cinta yang
dilakukan oleh seseorang yang waras?
Tak apa, aku terima dan memilih pergi dengan semua kekalahan ku, bukan karena tak cinta, tapi cintanya ternyata bahagiamu. Atas nama ego yang berbeda, kita tak lagi saling mengalah.